Share Akemi

KARENAMU, RINZAKI HANA
Di sebuah desa yang sunyi. Hiduplah seorang gadis kecil bernama Abaria.  Dia tinggal bersama kakek dan neneknya di atas bukit gunung. Abaria yang ceria tak melewati masa kecilnya seperti anak kecil lainnya. Nggak sekolah, karena jarak rumah yang sangat jauh sekali………apalagi nggak ada biaya. Abaria selalu membantu nenek yori bersih-bersih rumah. Seperti mencuci baju dan piring, menyapu, dan memasak. Sedangkan kakek soji pergi ke ladang untuk menanam sayur-sayuran agar bisa dijual nantinya.
Hidup mereka sangat sederhana. Makan seadanya saja. Malam harinya, nggak ada lampu, tv dan radio karena disana belum ada aliran listrik yang masuk. Hanya diterangi dengan obor yang terbuat dari bambu dan cahaya rembulan.  Kasihan sekali………..! bunyi jangkrik dan kicauan burung dan gemercik air di sungai membuat suasana jadi tenang. Tapi hal itu nggak pernah membuat abaria mengeluh.
Di pagi hari yang cerah, nenek yori sudah bangun lebih pagi demi menyiapkan sarapan untuk abaria dan kakek soji dibawa ke ladang. Dia segera pergi ke kamar abaria,
“Abaria…..abaria…..bangun udah pagi. Katanya mau ikut kakek ke ladang.”
“Sebentar lagi ya, nek. Aku masih ngantuk (sambil menguap).” ujar abaria menarik bantal untuk menutup mukanya.  
Nenek  yori menarik bantalnya dan menarik tangan abaria supaya bangun. Akhirnya abaria mau beranjak dari tempat tidurnya itu.  Lalu dia segera mandi dan mengganti bajunya. Nenek dan kakeknya sudah berada di meja makan menunggu cucunya. Abaria menghampiri mereka. Selesai mereka makan. Abaria dan kakek soji berpamitan untuk menuju ke ladang. Mereka berjalan perlahan-lahan karena jalanan yang dilewati licin, penuh bebatuan dan agak terjal. Sepanjang jalan terlihat pemandangan yang indah seperti sungai yang jernih, pohon-pohon tinggi lebat dan rumput hijau yang luas. 
Abaria nampak capek mengikuti langkah kaki kakeknya. Kemudian, dia meminta istirahat sebentar dulu. Sedagkan kakeknya melanjutkan perjalanannya karena sudah dekat jaraknya. Abaria duduk diatas batu besar, membuka tas bekal lalu mengambil air minum untuk menghilangkan hausnya. Dia melihat bunga yang cantik nan indah diseberang ia berada. Dia berniat untuk memetiknya sebagai hiasan rumahnya. Warnanya merah jambu dan ada juga yang kuning. Abaria melewati jembatan kecil yang terbuat dari kayu itu untuk menuju ke sana. Ketika dia ingin memetiknya, tiba-tiba terdengar suara,
“Jangan petik aku, gadis kecil.”
Darimana suara itu berasal membuat abaria takut dan bingung 
”Siapa kamu? tunjukkan dirimu jangan bikin aku takut………!”
“Aku dibawahmu.” Ujarnya.
Abaria terkejut karena suara itu berasal dari bunga yang ingin dipetik itu. Masa sekuntum bunga bisa bicara sih. Lalu dia menyentuhnya dengan lembut.
“Eh, jangan bikin aku geli dong. Siapa kamu? Beraninya kamu memetik  aku yang asik bermain. Itu menyakitiku.” Tanyanya pada abaria.
“Maafkan aku, ya. Soalnya aku nggak tau kalau kamu akan sakit. Aku hanya ingin mengambilmu sebagai hiasan saja kok.” Jawabnya menyesali perbuatannya.
“karena kamu,  aku bisa layu dan mati. Gimana aku akan pulang ke rumahku? Ini semua kesalahanmu. Aku nggak akan memaafkanmu.” ujarnya
Kemudian muncul sebuah ide dari kepalanya………………..
Dia langsung berlari menuju ladang.  Ia mencari suatu barang yang bisa ditempati oleh bunga itu agar bisa mencegahnya mati.  Abaria menaruhnya digelas plastik yang sudah diberi tanah. Lalu, dia menanam bunga tersebut kedalamnya. Abaria butuh air untuk menyiramnya, lalu berlari lagi menuju sungai terdekat.
“Ahhh………..segarnya.  Terima kasih ya, gadis kecil karena kamu telah menolongku. Siapa namamu?”
“Nggak apa-apa kok. Kan aku yang salah. Oh ya, namaku abaria. Kalau kamu?” tanyanya kembali
“Aku Rinzaki hana. Asalku dari kerajaaan bunga midori  garden. Itu siapa?” ujarnya menjelaskan
“Itu kakekku yang sedang  memanen sayur.”
Mereka asik ngobrol satu sama lain. Rinzaki hana nggak bisa kembali ke Midori garden karena dia harus memulihkan tubuhnya sementara waktu. Lagipula bulan purnama  belum muncul jadi dia memutuskan untuk ikut dengan abaria ke rumahnya setelah usai membantu kakek soji. Abaria langsung turun ke ladang untuk mengambil hasil panennya seperti wortel, kentang dan bayam. Mereka sejenak istirahat untuk makan  siang dulu, lalu meneruskan kerjaannya lagi. nggak terasa hari sudah sore. Waktunya mereka pulang.
Setibanya di rumah, terlihat nenek yori berdiri di depan pintu sedang menunggu. Mondar mandir karena meraasa khawatir dengan suami dan cucunya yang belum datang.  Ternyata itu kakek soji dan abaria. Nenek yori  bergegas membantu suaminya angkat bakul yang berisi sayuran. Buru-buru abaria masuk ke kamarnya untuk meletakkan rinzaki di dekat jendela kamarnya. Karena kelelahan abaria ketiduran. Nenek yori nggak tega untuk membangunkannya supaya makan malam dulu. Karena kelelahan abaria tertidur. Neneknya nggak mau membangunkannya untuk makan.
Kesokkan harinya,  abaria bangun lebih dulu dibanding nenek yori. Dia mengambil kayu bakar dibelakang rumahnya. Lalu ia memasak nasi dan sayur. Kebetulan keluarga ini jarang makan daging. Untuk membeli saja nggak ada uang. Ada ayam ternak pun masih pada kecil-kecil mana bisa dimakan.  Kalau pagi rinzaki diletakkan di depan supaya terkena cahaya matahari dan menyiramnya. Kakek soji bersiap-siap berangkat ke pasar untuk menjual hasil panennya. Uangnya nanti akan dibelikan beras dan sembako lainnya. Abaria meminta kakeknya untuk membelikan pupuk. Rinzaki terharu dengan abaria dan keluarganya. Tapi keceriaan dia nggak pernah pudar dari wajahnya. Abaria mengajak temannya itu ke tempat ayunan dekat rumahnya. Mereka ngobrol-ngobrol disana.
“Kamu nggak punya teman ya? Aku lihat nggak ada anak yang seumuran denganmu disini. Hanya ada rumahmu saja. Dimana yang lainnya?” Tanya rinzaki penasaran.
“Oh, itu. Itu karena jarak rumahku dengan rumah lainnya sangat jauh sekali. Untuk sampai ke sana membutuhkan waktu satu jam lamanya. Rinzaki adalah teman pertamaku. Aku sangat senang sekali.” Ujarnya dengan raut wajah yang senang.
Rinzaki merasa kalau abaria kesepian. Nggak ada orang yang bisa diajaknya bermain dan ngobrol. Dia menghibur abaria dengan menyulap halamannya menjadi taman yang dipenuhi macam jenis bunga cantik tapi bisa ngomong. Rinzaki mengucapkan sebuah mantra
“Hana……hana…....hana……..hana……….midori garden. Menari dan menyanyilah kalian dengan nyanyian merdumu.” Ujarnya sambil menyuruh teman-temannya yang begitu banyak berkumpul.
 Abaria sangat terkejut dan terpesona dengan apa yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Nyanyian yang begitu menenangkan hati dan ceria terdengar indah. Pohon-pohon pun ikut menari dengan menggoyangkan ranting-rantingnya kesana kemari.  Bagi abaria itu kejadian yang nggak pernah dilupakan olehnya.   
                                                            ***************
Malam harinya, abaria yang sedang tertidur didekati oleh rinzaki yang keluar dari pot kecilnya itu. Dia menatap muka abaria yang terlihat kelelahan sekali. Ia merasa sedih. Tiba-tiba saja, abaria terbangun dari tidurnya kaget melihat rinzaki berdiri di depannya.
“Rin, kok kamu bisa ada disini sih. Bukannya kamu nggak bisa keluar dari pot itu. Nanti kamu akan  layu lho.” Ujarnya
“Tenang aja. Aku khan udah pulih. Lagian aku ini adalah peri bunga. Jadi nggak usah khawatir.” Jawab rinzaki.
Terdengar suara kakek soji memanggil dari arah pintu.
“Kamu tunggu disini dulu ya. Aku mau menghampiri kakek sebentar.”
Kemudian abaria buru-buru pergi ke ruang tamu. Dia kira ada apa ternyata hanya disuruh untuk membantu nenek yori di dapur. Malam itu terasa dingin sekali udaranya. Abaria yang sudah memakai baju tebal masih saja dingin. Kakek soji lalu menyalahkan api ditungku untuk menghangatkan ruangan. Abaria yang ngantuk berpamitan dengan kakek dan neneknya untuk tidur kembali.
Beberapa minggu berlalu……….
Sejak rinzaki tinggal di rumah abaria. Banyak  hal yang telah dialami olehnya. Ini yang membuat rinzaki ingin menolong keluarga tersebut. Dengan kekuatannya, dia membuat halaman rumah abaria penuh dengan bunga dari berbagai jenis seperti mawar, anggrek, sedap malam, tulip dan masih banyak lagi. Hari itu, abaria dan kakek neneknya nggak ada di rumah. mereka sedang pergi ke ladang. Kebetulan rinzaki nggak ikut bersama dengan abaria. Akhirnya mereka kembali juga. Kakek soji, nenek yori dan abaria terkejut karena rumahnya dipenuhi dengan bunga-bunga indah.
“Kenapa dengan rumah kita, nek? Apa benar ini rumah kita ya?” Tanya kakek soji memegang tangan nenek yori.
Abaria pun ikut bingung. Mereka berjalan perlahan-lahan menuju pintu sambil melihat kanan kiri sekitar rumahnya itu. abaria berlari masuk dengan tergesa-gesa menuju kamarnya. Rinzaki sudah mengetahui kalau abaria akan menanyakan hal itu padanya.
“Rin, apa semua itu kamu yang melakukannya?”
“Iya, benar. Aku hanya ingin memperindah pekaranganmu saja sekaligus membantu kehidupan kalian juga” Ujarnya
“Maksudmu apa? Aku nggak ngerti.” Kata abaria masih bingung
“Kamu bisa menjual bunga-bunga itu ke pasar. Pasti harganya lebih mahal daripada sayuran itu. Jadi kamu nggak usah repot-repot pergi ke ladang. Aku kasihan melihat kakek nenekmu yang sudah tua renta dan sakit-sakitan. Itu semua bisa mencukupi kebutuhan kamu.”
“Apa iya. Bisakah kami dapat uang dengan menjual bunga tersebut?” Sambung abaria penasaran
“Kamu nggak percaya. Coba kamu suruh kakekmu ke pasar untuk menjualnya. Pasti banyak yang beli.” Ujarnya menyakinkan.
Abaria mengikuti ucapan rinzaki. Segeralah dia menghampiri kakeknya yang sedang duduk di depan. Lalu menyuruhnya untuk memetik beberapa jenis bunga untuk dijual ke pasar. Awalnya kakek soji nggak percaya dengan omongan cucunya itu mana mungkin bisa dipikirnya. Tapi karena abaria bersikeras, kakeknya menurut saja. Sayangnya sudah malam, jadi diputuskan besok saja perginya. Hari yang ditunggu datang juga. Kakek soji bergegas pergi ke pasar dengan bunga-bunga itu.
Beberapa jam sudah berlalu……………..
 tapi kakeknya belum kelihatan batang hidungnya. Abaria merasa gelisah. Sedangkan rinzaki menyanyi dengan riang. Duduk berdiri, mondar mandir pokoknya nggak bisa diam. Membuat nenek yori pusing saja. Akhirnnya, kakek yori datang dengan membawa banyak barang ditangannya seperti bahan sembako, baju dan alat-alat masak yang baru.  Abaria berlari ke kakeknya. Lalu bertanya,
“ Kek, gimana dengan bunganya?”
Nenek yori menyuruh abaria untuk membiarkan kakeknya istirahat dulu. Abaria mengikuti kata neneknya itu.
“Nggak apa-apa kok, Nek. Bunga yang kakek bawa tadi sudah terjual habis. Orang-orang disana suka semuanya. Uang yang kakek dapat lalu dibelikan barang itu.” ujar kakek soji sambil meminum air putih.
“Syukurlah. Kalau begitu, kita nggak akan susah lagi dong.” Jawab abaria dengan senangnya.
Itu semua berkat Rinzaki Hana.

Hari demi hari berlalu………………
Kehidupan abaria pun berangsur-angsur berubah. Dia bisa makan daging. Pergi ke sekolah tanpa harus memikirkan uang. Mendapatkan teman yang baru walaupun harus tinggal jauh disana. Rinzaki ikut bersama dengannya. Hubungan mereka semakin akrab, nggak terpisahkan.
Malam itu adalan bulan purnama. Saatnya rinzaki bisa kembali ke kerajaan Midori garden. Abaria hampir saja melupakan hal itu. Dia pikir rinzaki nggak akan kembali lagi kesana. Dia nggak mau berpisah dengannya. Ia menangis sambil memeluk rinzaki. Sebelum pergi rinzaki berpesan
“Abaria, aku ingin kamu memelihara bunga-bunga ini dengan kasih sayang. Siramilah mereka setiap hari. Karena bunga-bunga itu selalu bernyanyi bersama tiupan angin. Mereka akan mendoakan orang yang memeliharanya sehingga mereka tumbuh dengan indahnya. Aku harap kamu nggak akan lupa” Ujar rinzaki
“Baiklah, rin (sambil meneteskan air mata ). Aku akan mengingatnya. Huhuhuhuhu………..” jawab abaria menangis
“Tapi kalau kamu menyakitinya. Mereka akan layu dan mati. Berarti aku nggak akan bisa menemuimu lagi.”
“Tidak akan, rin.”
Air mata abaria nggak henti-hentinya terjatuh membasahi pipinya. Rinzaki mulai menjauh dari hadapan abaria. Perlahan-lahan tubuh mungilnya berubah menjadi serpihan cahaya yang terbang menuju ke bulan. Sungguh bak kunang-kunang. Akhirnya rinzaki pergi.
Satu tahun kemudian………………….
Abaria menjalani kehidupannya dengan bahagia. Dia bisa bermain dengan teman-temannya. Bercanda bersama, nggak kesepian lagi. Kakek neneknya sekarang bisa berobat ke dokter. Kebun bunganya pun dirawat dengan baik sehingga menghasilkan bunga-bunga yang cantik nan indah. Semakin banyak  orang yang membelinya. Tapi tetap saja abaria nggak bisa melupakan rinzaki. Bulan purnama telah banyak dilewati tapi nggak pernah rinzaki datang menemuinya.
  





share akemi
Share Akemi

MISTIK, TAKUT…………….!!!!!
          Aku dan keluarga baru pindah rumah di daerah kavling pengarengan, bekasi. Awalnya, adik aku yg bernama manami tidak setuju untuk kontrak rumah di sana. Aku sendiri nggak tau alasan sebenernya, yang aku tau cuma karena suasana tempat tinggal tersebut agak aneh menurutnya.
Tapi Mamaku tetap bersikeras untuk pindah ke sana. Sebelumnya sempat terjadi perdebatan antara manami, aku dengan mama. Tetap saja yang menang adalah mama. Akhirnya kami sekeluarga pindah juga. Hari pertama, aku masih beradaptasi dengan lingkungan rumah agak canggung sih tapi apa boleh buat harus dijalani khan. Emang sih suasananya lebih bagus di tempat tinggalku yang baru, tidak becek & pemandangannya juga bagus karena di depan rumah aku masih ada sawah yang hijau. Kebetulan juga, rumah aku berseberangan dengan kontrakan lainnya jadi nggak sepi-sepi banget.
Tetangganya juga baik dan enaknya deh diajak ngobrol. Mamaku juga udah punya kenalan namanya Tante Luna. Dia orangnya gaul banget kayak anak ABG dandanannya. Keluarga aku juga akrab dengan tante. Seiring waktu, satu persatu aku udah saling kenal dengan tetangga kanan kiri seperti mama Putri, erni, dewi dan lainnya. Tapi aku lebih dekat ama tante luna dan mama putri. Aku sering ngobrol dengan mereka. Sampai suatu ketika, mama putri punya masalah dengan keuangan karena selama beberapa bulan terakhir suaminya udah lama nggak dapet pekerjaan jadi penghasilan keluarganya berkurang. Suami mama Putri itu punya usaha sendiri di bidang perkapalan maksudnya menerima jasa perbaikan kapal barang/laut.
Mama Putri curiga kalo hal itu terjadi karena ada orang yang tidak suka dengan keluarga mereka. Katanya berhubungan dengan mistik alias ada yang guna-guna gitu. HUH SEREM…….! Nah, kebetulan  tante Luna ini bisa menolong karena dia melihat hal-hal gaib atau ape namanya itu. Jadi, mama putri meminta tolong tante deh. Dari situlah mulailah hal-hal aneh terjadi. Mengapa? Ternyata di kantor suami mama putri tersebut didiami oleh banyak setan kayak kuntilanak dan pocong yang pengen menghancurkan suami mama putri agar bangkrut dan jatuh miskin. Mama aku juga pas kejadian tersebut makanya aku tau apa yang terjadi di sana.
Tante luna dan temannya berniat mengusir mereka dengan memasukkan mereka ke dalam botol. Kok bisa ya! Hanya mereka yang tau gimana caranya. Tapi malah tante luna kesurupan oleh nenek buyut suami mama putri. Semuanya pada takut dan berlari ke atas loteng. Salah satu orang yg bisa melihat hal gaib tersebut mengajak ngobrol setan itu.
“Hei, siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke dalam tubuh ini?” tanyanya dengan baik supaya setan tersebut nggak marah.
“saya, nenek si deni. Aku ke sini hanya pengen liat cucu saya. Saya tau kalo dia terkena masalah jadi saya pengen membantu dia. Ngomong-ngomong saya belum makan beberapa hari ini.” Jawabnya dengan logat sunda. Pak suyono membuatkan kopi hitam dan rokok gretek merah sesuai permintaan nenek tersebut. Selang berapa menit kemudian nenek tersebut ngomong lagi.
“Saya juga pengen berterima kasih ama orang yang telah meminjami tubuh ini. Karena dia tulus menolong cucu saya. Sehingga masalah cucu saya cepet selesai.”
“ya, nanti saya kasih tau ama orangnya. Nenek lebih baik keluar dari tubuh itu soalnya nanti kalo terlalu lama dia bisa lelah.” Kata pak suyono. Akhirnya, nenek tersebut mau juga keluar. Tante luna mulai sadar tapi tubuhnya lemes. Mereka pun segera pulang ke rumah karena pengusiran setannya udah berhasil.
“tolong bikini susu putih dong, yan!” mintanya ke kakakku yg kebetulan kerja di tempat tante. Yana pun segera bikini.
“Ni tante susunya tapi masih panas.” Kata yana menyodorkan gelas ke tante yang sedang di depan pintu rumah. Anehnya, tante langsung minum susu panas itu. Aku yang kebetulan duduk di samping tante merasa bingung.
“Khan masih panas tante. Nanti lidahnya terbakar.” Tanya aku. Mama putri menyengol tangannku lalu ngomong.
“Udah diam aja. Soalnya tante masih dalam pengaruh setan tersebut. Biarin aja jangan banyak ngomong nanti tante bisa marah.” Bisiknya pelan-pelan ke telingga aku. TAKUT………! Beberapa minggu telah berlalu setelah kejadian tersebut. Kehidupan bertetangga pun baik-baik aja. Tapi tiba-tiba terdengar gossip bahwa tante luna akan diusir keluar dari kontrakan karena tidak membayar kontrakan selama 1 bulan dan dia juga memakai uang kontrakan orang lain. Aku sekeluarga kaget dengernya. Tante luna pun pindah dengan tidak terhormat, dia merasa terhina dengan perlakuan tersebut. Banyak kejadian setelah kepergian tante dari situ. Orang yang lewat depan bekas rumah tante sering mendengar tangisan anak bayi. Dan terkadang sering terjadi penampakan kuntilanak. Kalo malam orang tidak berani lewat situ. Aku juga jadi takut. Mau keluar aja harus ditemani adik, manami. Pokoknya serem banget. Apalagi jalan dekat rumah aku khan nggak ada lampunya dan sepi banget kalo udah jam 7 malam, nggak ada satupun orang yang lewat.
---
Besok harinya, seperti biasa aku nongkrong dengan mamaku, mama putri, erni dan dewi. Mereka ngomongin masalah rumah bekas tante tinggalin
“Tau nggak, tetangga sebelah rumah saya kemaren malam ngeliat kuntilanak dan cekikan gitu. serem banget sih.” Kata mama putri.
“Banyak tau yang nggak mau lewat situ lagi. Kok jadi angker ya rumah tersebut. Pantes nggak ada yang mau nempati.” Sambung mama aku. Aku sih diam aja. Abisnya aku mau ngomong apaan, aku sendiri aja takut.
“ada gossip katanya tante luna yang menyebar setan-setan itu. Khan dia masih nggak terima diperlakukan seperti itu.”
“Masa sih. Kok tante tega ngelakuin itu ama kita.” Sahut dewi. Obrolan tersebut bikin aku bingung kenapa tante berbuat seperti itu ya. Padahal khan nggak semua orang jahat kapadanya. Beberapa bulan kemudian, ada orang yang pengen nempati rumah itu. Dalam hati aku “kok mau sih. Khan serem banget.” Orang tersebut kayaknya rajin beribadah soalnya istrinya pake jilbab dan suaminya sering ke masjid. Apalagi setelah ditempati olehnya Nampak rumah tersebut adem dan nggak ada lagi kejadian seperti yang dulu lagi. Mungkin udah dibacain ayat kursi kali. khan setan takut ama surat itu. Bagus deh khan aku nggak takut lagi.
Aku pun sekarang nggak takut keluar malam. Aku menyadari satu hal bahwa rumah akan terhindar dari hal yang buruk jika kita sholat dan selalu membaca al quran. Nampaknya hari-hariku akan bebas dari rasa takut sekarang dan seterusnya.


CREATED BY EMI SRI ULINA
27 JANUARI 2013
share akemi
Share Akemi

TEMANKU MEREKA, BUKAN KAMU
kisah ini tentang seorang anak perempuan yang bernama Shikayori. Dia sekarang berusia 12 tahun. Kebetulan Ibu dan bapak shikayori tinggal jauh di daerah bekasi. Jadi, untuk sementara waktu shikayori tinggal dengan kakek neneknya di rumah yang sangat sederhana demi menyelesaikan sekolahnya dulu. Shikayori sedang mengikuti ujian nasional di SDI Sukamulya, Jakarta. Dia sangat pandai dan baik kepada teman dan gurunya. Shikayori belajar keras untuk UN ini agar diterima di SMP Negeri 78.
Akhirnya, ujian nasional telah usai. Shikayori bisa menghirup udara segar dan relaks sebentar sampe ada pengumuman kelulusan dari sekolahnya. Selama itu shikayori menghabiskan waktunya bermain dengan teman-temannya. Mereka adalah Ana, dan dewi. Kami biasanya mengisi luang dengan bermain petak umpat, karet, dan galasin.  
Hari yang ditunggu pun tiba. Pagi hari itu, shikayori pergi lebih pagi untuk berangkat bareng Ana dan dewi. Mereka jalan kaki menuju sekolah khan deket jaraknya dari rumah. Setibanya, di sekolah mereka langsung bergabung teman lainnya. Shikayori dan ana meminta izin ke dewi untuk ke bawah karena kelas 6 berada di lantai 2 jadi mesti turun dulu deh.
“dewi, aku dan ana mau beli makanan dulu ya.”
“ya, udah. Dimana emangnya?” Tanya dewi
“ di Bu asih.” Jawab ana
Mereka berdua langsung pergi. Kayaknya warung bu asih rame banget penuh siswa-siswi dari sekolah sebelah. Sebenernya shikayori dan ana malas antre tapi namanya perut lapar masa bisa ditahan sih. Ya, udah terpaksa deh mereka menunggu lama. Karena shikayori nggak sabar, dia langsung menyerobot siswi yang ada sebelahnya.
“Ibu, nasi uduknya dua dong.” Teriaknya
Ibu asih langsung membungkuskan nasi uduknya untuk shikayori.
“berapa semuanya?”
“6rb.” Sahutnya. Shikayori membayarnya dengan uang pas. Lalu mereka berdua balik lagi ke kelas.
Jam menunjukkan pukul 7. Akhirnya, bel berbunyi juga. Syukurnya shikayori dan ana udah makannya. Semua siswa-siswi telah siap menunggu di kelas. Terdengar langkah kaki dari balik pintu. Jantung mereka makin berdegup kencang dan takut. Saat itu ibu sop yang masuk.
“assalamu’alaikum.” Sapa ibu sop kepada anak-anak di kelas 6.
“wa’alaikum salam. Ibu” jawab serentak mereka.
Ibu sop langsung duduk dan membuka tas dan mengeluarkan amplop cokelat. Shikayori dan lainnya melihat kearah meja ibu sop. Mereka nggak sabar menunggu pengumuman. Satu persatu nama siswa-siswi dipanggil ke depan. Semua menunjukkan wajah seneng karena lulus termasuk ana dan dewi. Giliran shikayori yang maju ke depan Nampak jelas wajahnya gugup. Dia ragu-ragu membuka kertas itu apalagi ana dan dewi terus aja menyuruhnya cepat buka. Perlahan-lahan, shikayori melihat tulisan dan wajahnya langsung seneng karena dia lulus.  
Shikayori memberitahu kakek nenek dan orang tuanya. Mereka bahaga sekali dan mengucap syukur kepada Allah SWT. Apalagi shikayori lulusan terbaik dengan nilai UN 38,5. Sehingga dia bisa mewujudkan cita-citanya ke SMP favorit.
Shikayori berhasil masuk ke SMPN 78 jakarta. Dan harus mengikuti MOS maksimal satu minggu. Shikayori merasa sendirian di sana karena ternyata temannya, ana dan dewi tidak masuk. Mereka memilih ke SMPN 269 jakarta. Walaupun ada beberapa teman kelas yang masuk tapi shikayori nggak dekat ama mereka lagian juga beda kelas.
Shikayori berada di kelas 1.2. Dia berkenalan dengan teman satu bangkunya, Lia asal cakung. Mereka gampang akrab. Hari itu mereka dapat tugas meminta tanda tangan seluruh anggota OSIS. Shikayori dan lia mengejar salah satu wakil OSIS tapi rame banget. Shikayori melihat seorang siswi kesusahan. Dia berinisiatif untuk menolongnya. Lalu dia baerhasil memperoleh tanda tangannya. Akhirnya mereka menjadi teman. Namanya Natalia.
Berakhir juga MOS. Shikayori banyak mendapat teman. Hari senin dimulai belajar seperti biasanya. Pelajaran baru guru pun baru. Awalnya sulit tapi dia bisa mengatasinya.
Dua minggu kemudian, Shikayori berangkat lebih pagi dari biasanya karena jadwal dia piket bersih-bersih kelas bersama teman kelasnya. Shikayori mendapat tugas menyapu dan menghapus papan tulis. Sebenernya dia sebel banget ama teman kelas cowoknya. Gimana tidak? Mereka pada malas nggak mau kerja. Bel masuk pun berbunyi. Jam pelajarannya sekarang adalah matematika. Gurunya baik tapi terkadang tegas namanya pak Budi. Shikayori kesulitan mengerti pelajaran tersebut sampe setiap ada soal pasti nilainya jelek.
Bel istirahat pun tiba. Lia mengajakku keluar untuk beli makanan. Tapi dia malas. Eh, tiba-tiba aja seorang teman kelas cowoknya memanggil dari arah belakang. Shikayori nggak kenal banget maklum soalnya hanya dikit yang ia kenal.
“Eh, kamu pake kawat gigi ya?” Tanya si cowok itu
“Nggak. Emang kenapa?” balas shikayori merasa aneh.
“Lo, namanya shika khan.”
Dalam hati shikayori bingung. “lo siapa?”
“gue bombom. itu syarif, paijo, baron dan riki ( sambil tunjuk ).” Kata bombom
Sejak hari itu, shikayori dan mereka berteman akrab. Tak jarang mereka bercanda. Bisa dibilang mereka itu siswa yang banyak disukai teman-teman sekolah shikayori. Sebenernya shikayori suka ama satu orang namanya, syarif. Soalnya dia mirip aktor india Shahrukh khan itu juga kata temannya, Riska dan juga teman main di rumah. Walaupun beda kelas.
Awalnya persahabatan antara mereka baik-baik aja. Sampe suatu ketika, ada dari teman kelas cewek shikayori nggak seneng kalo melihat mereka dekat. Tadinya shikayori nggak mengerti kenapa? Hingga suatu hari, shikayori pergi ke toilet. Dia di labrak salah satu cewek namanya, momo dan teman-temannya.
“Eh, jadi cewek jangan kecentilan dong.” Katanya dengan marah
“Emang gue salah apa? Kecentilan maksudnya?” balas shikayori nggak tau
“Pake bego lagi. gue maksud tuh bombom Cs. Pokoknya loh jangan deket lagi ama mereka.”
Mendengar semua omongan mereka bikin shikayori marah dan sedih karena selama ini dia nggak pernah berbuat salah sama siapapun. Dalam prinsipnya “ LEBIH BAIK MENCARI TEMAN DARIPADA MENCARI MUSUH “ itu selalu dipegang olehnya. Lalu dia menceritakan kejadian itu ama lia. Dia nggak nyangka kok bisa seperti itu ya. Lia menyuruh shikayori agar menghindar dari bombom Cs. Shikayori juga berpikir sama dengan lia.
Hari berikutnya, shikayori bertukar tempat duduk dengan teman kelasnya dekat pintu masuk kelas. Dia nggak menanggapi candaan bombom Cs membuat mereka bingung. Apalagi tatapan momo dan teman-temannya sinis kepada shikayori. Dari arah belakang, bombom melemparkan sampah kertas ke shikayori dengan sengaja tapi dia hanya diam aja. Kebetulan nggak ada guru hanya disuruh mengerjakan soal.
Terdengar bel berbunyi saatnya pulang. Shikayori langsung membereskan bukunya soalnya riska udah menunggu di luar sekolah karena mau pulang bareng. Ketika shikayori mau jalan, tiba-tiba ada yang mencubit pipinya dari arah sampingnya. Ternyata bombom dan syarif sambil ketawa meledek shikayori. Dia nggak mau meladeni walaupun agak sakit cubitannya.
Di perjalanan pulang, riska bertanya kepada shikayori
“ Gue liat lo ama bombom dan syarif nggak seperti biasanya. Emang ada apa?”
“ nggak ada apa-apa. Cuma gue aja yang mau menghindari mereka aja.” Jawab shikayori yang berada disebelah riska.
“Bukannya lo deket banget. Ngapain pake menghindar segala sih. Aneh tau.”
“Ntar aja ceritanya kalo udah sampe di rumah.” sahutnya sambil minum es
Riska nggak mau memaksa shikayori cerita lagi. walaupun sebenernya dia masih penasaran. Apa boleh buat kalo anaknya nggak mau. Tibalah mereka di rumah. shikayori selalu membantu neneknya bikin rujak kangkung dan bakwan untuk di jual di depan rumahya sehabis pulang sekolah. khan lumayan dapat gratisan nantinya menurut shikayori. Dagangan neneknya cukup laku karena enak sih belum lama keluar aja udah banyak yang beli.
Sore harinya, shikayori main ke rumah riska setelah mandi. Mereka ngobrol dengan serius banget mengenai masalah tadi. Riska jadi ikut sebel ama momo setelah mendengar cerita shikayori. Malah riska bilang kepadanya untuk tetap berteman dengan bombom cs biar si momo bĂȘte. Tapi shikayori nggak mau mengikuti ucapan riska. Matahari mulai terbenam, shikayori pamit pulang karena udah mau adzan maghrib. Oh, ya. Shikayori lupa kalo ada pr matematika belum dikerjakan olehnya. Nanti besok takut diperiksa pak budi. Kemudian cepat-cepat shikayori mengambil buku pelajarannya yang ada di meja makan. Tidak terasa udah jam 9 malam. Neneknya menyuruh shikayori untuk tidur. Besok paginya, shikayori berangkat bareng riska. Menunggu bel masuk, mereka beli nasi uduk dulu untuk mengisi perut.
Shikayori masuk kelas segera setelah mendengar bel berbunyi. Pak budi udah siap dengan penggaris panjang ditangannya. Pr matematika harus dikumpulkan ke depan. Syukurnya shikayori udah selesai. Sedangkan yang lainnya nggak kerjakan prnya. Mereka semua dihukum berdiri satu kaki di depan kelas. Pelajaran berikutnya bahasa inggris, ibu win. Orangnya asyik banget maklum masih muda. Shikayori sangat suka pelajaran tersebut dibanding matematika. Waktu istirahat pun tiba. Anak-anak berhamburan keluar. Kalo shikayori sih lagi malas jajan lagian orangtuanya belum kirimin uang.  Dia duduk sendirian sambil baca buku. Bombom, syarif, baron, paijo dan riki menghampirinya. Mereka mulai menggodanya.
“ada anak rajin nih. Lo nggak istirahat shika? Lo kenapa dari kemaren nggak mau ngobrol ama kita?” Tanya bombom yang duduk di atas meja.
“gue lagi malas nih ladenin lo pada. Lebih baik lo maen ama yang lain aja sana.” Balas shikayori tanpa melihat kanan kiri. Eh, malah mereka tertawa.
“khan kita pengen maennya ama lo.” Sambung syarif. Shikayori tambah kesal lalu meletakkan bukunya ke meja.
“khan di sana banyak cewek cantik-cantik. Maen aja ama mereka. Gue mau sendiri disini nanti gue dibilang cewek centil lagi.” sahutnya. Muka bombom cs bingung kenapa shikayori bisa ngomong gitu. jadi penasaranlah mereka.
“emang siapa yang bilang gitu ama lo? Biarin aja kali omongan gitu nggak usah didengerin.” Kata bombom. Kebetulan disitu ada momo dan teman-temannya sedang melihat shikayori dan bombom cs ngobrol. Kemungkinan mereka dengar apa yang diucapin bombom. Makanya mereka sinis.
“Eh, shika. Ngapain juga lo takut. Gue tanya emang lo centil. Nggak khan lagian juga kita yang mau berteman ama lo. Tenang aja, kalo ada yang bilang gitu lagi ke lo. Gue yang akan menegurnya. Okay.”
“betul apa yang dibilang bombom. Udah cuekin aja.” Sambung baron
Mereka membuat shikayori berpikir ulang tentang apa yang dilakukannya. Toh, dia khan nggak salah berteman dengan bombom cs. Shikayori juga kangen bercanda dengan mereka dalam beberapa hari ini. Buat apa pusing-pusing mikirin omongan orang yang iri ama dia.
“eh, dia malah bengong. Capek deh. Pantesan aja dari kemaren sok sombong padahal kangen tuh ama kita. Hehehehehe.” Celetuk riki menggoda
“geer amat sih lo. Ngapain juga kangen ama lo pada. Kurang kerjaan banget sih gue.” Sahut shikayori tertawa.
Akhirnya mereka bisa kembali bercanda seperti biasanya tanpa harus takut dimusuhi oleh siapapun selama kita tidak menyinggung perasaan orang lain. Menurut setiap orang buruk belum tentu buruk untuk kita namun sebaliknya. Shikayori menyadari satu hal bahwa janganlah menganggap diri kitalah yang salah selama belum kita menanyakan kepada orang lain apakah selama ini kita membuat mereka terganggu. Shikayori merasa lega dan seneng banget karena bisa ngobrol dan bercanda lagi dengan mereka. Khan masa SMP harus dinikmati dengan banyak berteman tanpa memandang jenis kelaminnya yang penting nyaman.


Created  by Emi sri ulian
29 Januari 2013

share akemi