Share Akemi

TEMANKU MEREKA, BUKAN KAMU
kisah ini tentang seorang anak perempuan yang bernama Shikayori. Dia sekarang berusia 12 tahun. Kebetulan Ibu dan bapak shikayori tinggal jauh di daerah bekasi. Jadi, untuk sementara waktu shikayori tinggal dengan kakek neneknya di rumah yang sangat sederhana demi menyelesaikan sekolahnya dulu. Shikayori sedang mengikuti ujian nasional di SDI Sukamulya, Jakarta. Dia sangat pandai dan baik kepada teman dan gurunya. Shikayori belajar keras untuk UN ini agar diterima di SMP Negeri 78.
Akhirnya, ujian nasional telah usai. Shikayori bisa menghirup udara segar dan relaks sebentar sampe ada pengumuman kelulusan dari sekolahnya. Selama itu shikayori menghabiskan waktunya bermain dengan teman-temannya. Mereka adalah Ana, dan dewi. Kami biasanya mengisi luang dengan bermain petak umpat, karet, dan galasin.  
Hari yang ditunggu pun tiba. Pagi hari itu, shikayori pergi lebih pagi untuk berangkat bareng Ana dan dewi. Mereka jalan kaki menuju sekolah khan deket jaraknya dari rumah. Setibanya, di sekolah mereka langsung bergabung teman lainnya. Shikayori dan ana meminta izin ke dewi untuk ke bawah karena kelas 6 berada di lantai 2 jadi mesti turun dulu deh.
“dewi, aku dan ana mau beli makanan dulu ya.”
“ya, udah. Dimana emangnya?” Tanya dewi
“ di Bu asih.” Jawab ana
Mereka berdua langsung pergi. Kayaknya warung bu asih rame banget penuh siswa-siswi dari sekolah sebelah. Sebenernya shikayori dan ana malas antre tapi namanya perut lapar masa bisa ditahan sih. Ya, udah terpaksa deh mereka menunggu lama. Karena shikayori nggak sabar, dia langsung menyerobot siswi yang ada sebelahnya.
“Ibu, nasi uduknya dua dong.” Teriaknya
Ibu asih langsung membungkuskan nasi uduknya untuk shikayori.
“berapa semuanya?”
“6rb.” Sahutnya. Shikayori membayarnya dengan uang pas. Lalu mereka berdua balik lagi ke kelas.
Jam menunjukkan pukul 7. Akhirnya, bel berbunyi juga. Syukurnya shikayori dan ana udah makannya. Semua siswa-siswi telah siap menunggu di kelas. Terdengar langkah kaki dari balik pintu. Jantung mereka makin berdegup kencang dan takut. Saat itu ibu sop yang masuk.
“assalamu’alaikum.” Sapa ibu sop kepada anak-anak di kelas 6.
“wa’alaikum salam. Ibu” jawab serentak mereka.
Ibu sop langsung duduk dan membuka tas dan mengeluarkan amplop cokelat. Shikayori dan lainnya melihat kearah meja ibu sop. Mereka nggak sabar menunggu pengumuman. Satu persatu nama siswa-siswi dipanggil ke depan. Semua menunjukkan wajah seneng karena lulus termasuk ana dan dewi. Giliran shikayori yang maju ke depan Nampak jelas wajahnya gugup. Dia ragu-ragu membuka kertas itu apalagi ana dan dewi terus aja menyuruhnya cepat buka. Perlahan-lahan, shikayori melihat tulisan dan wajahnya langsung seneng karena dia lulus.  
Shikayori memberitahu kakek nenek dan orang tuanya. Mereka bahaga sekali dan mengucap syukur kepada Allah SWT. Apalagi shikayori lulusan terbaik dengan nilai UN 38,5. Sehingga dia bisa mewujudkan cita-citanya ke SMP favorit.
Shikayori berhasil masuk ke SMPN 78 jakarta. Dan harus mengikuti MOS maksimal satu minggu. Shikayori merasa sendirian di sana karena ternyata temannya, ana dan dewi tidak masuk. Mereka memilih ke SMPN 269 jakarta. Walaupun ada beberapa teman kelas yang masuk tapi shikayori nggak dekat ama mereka lagian juga beda kelas.
Shikayori berada di kelas 1.2. Dia berkenalan dengan teman satu bangkunya, Lia asal cakung. Mereka gampang akrab. Hari itu mereka dapat tugas meminta tanda tangan seluruh anggota OSIS. Shikayori dan lia mengejar salah satu wakil OSIS tapi rame banget. Shikayori melihat seorang siswi kesusahan. Dia berinisiatif untuk menolongnya. Lalu dia baerhasil memperoleh tanda tangannya. Akhirnya mereka menjadi teman. Namanya Natalia.
Berakhir juga MOS. Shikayori banyak mendapat teman. Hari senin dimulai belajar seperti biasanya. Pelajaran baru guru pun baru. Awalnya sulit tapi dia bisa mengatasinya.
Dua minggu kemudian, Shikayori berangkat lebih pagi dari biasanya karena jadwal dia piket bersih-bersih kelas bersama teman kelasnya. Shikayori mendapat tugas menyapu dan menghapus papan tulis. Sebenernya dia sebel banget ama teman kelas cowoknya. Gimana tidak? Mereka pada malas nggak mau kerja. Bel masuk pun berbunyi. Jam pelajarannya sekarang adalah matematika. Gurunya baik tapi terkadang tegas namanya pak Budi. Shikayori kesulitan mengerti pelajaran tersebut sampe setiap ada soal pasti nilainya jelek.
Bel istirahat pun tiba. Lia mengajakku keluar untuk beli makanan. Tapi dia malas. Eh, tiba-tiba aja seorang teman kelas cowoknya memanggil dari arah belakang. Shikayori nggak kenal banget maklum soalnya hanya dikit yang ia kenal.
“Eh, kamu pake kawat gigi ya?” Tanya si cowok itu
“Nggak. Emang kenapa?” balas shikayori merasa aneh.
“Lo, namanya shika khan.”
Dalam hati shikayori bingung. “lo siapa?”
“gue bombom. itu syarif, paijo, baron dan riki ( sambil tunjuk ).” Kata bombom
Sejak hari itu, shikayori dan mereka berteman akrab. Tak jarang mereka bercanda. Bisa dibilang mereka itu siswa yang banyak disukai teman-teman sekolah shikayori. Sebenernya shikayori suka ama satu orang namanya, syarif. Soalnya dia mirip aktor india Shahrukh khan itu juga kata temannya, Riska dan juga teman main di rumah. Walaupun beda kelas.
Awalnya persahabatan antara mereka baik-baik aja. Sampe suatu ketika, ada dari teman kelas cewek shikayori nggak seneng kalo melihat mereka dekat. Tadinya shikayori nggak mengerti kenapa? Hingga suatu hari, shikayori pergi ke toilet. Dia di labrak salah satu cewek namanya, momo dan teman-temannya.
“Eh, jadi cewek jangan kecentilan dong.” Katanya dengan marah
“Emang gue salah apa? Kecentilan maksudnya?” balas shikayori nggak tau
“Pake bego lagi. gue maksud tuh bombom Cs. Pokoknya loh jangan deket lagi ama mereka.”
Mendengar semua omongan mereka bikin shikayori marah dan sedih karena selama ini dia nggak pernah berbuat salah sama siapapun. Dalam prinsipnya “ LEBIH BAIK MENCARI TEMAN DARIPADA MENCARI MUSUH “ itu selalu dipegang olehnya. Lalu dia menceritakan kejadian itu ama lia. Dia nggak nyangka kok bisa seperti itu ya. Lia menyuruh shikayori agar menghindar dari bombom Cs. Shikayori juga berpikir sama dengan lia.
Hari berikutnya, shikayori bertukar tempat duduk dengan teman kelasnya dekat pintu masuk kelas. Dia nggak menanggapi candaan bombom Cs membuat mereka bingung. Apalagi tatapan momo dan teman-temannya sinis kepada shikayori. Dari arah belakang, bombom melemparkan sampah kertas ke shikayori dengan sengaja tapi dia hanya diam aja. Kebetulan nggak ada guru hanya disuruh mengerjakan soal.
Terdengar bel berbunyi saatnya pulang. Shikayori langsung membereskan bukunya soalnya riska udah menunggu di luar sekolah karena mau pulang bareng. Ketika shikayori mau jalan, tiba-tiba ada yang mencubit pipinya dari arah sampingnya. Ternyata bombom dan syarif sambil ketawa meledek shikayori. Dia nggak mau meladeni walaupun agak sakit cubitannya.
Di perjalanan pulang, riska bertanya kepada shikayori
“ Gue liat lo ama bombom dan syarif nggak seperti biasanya. Emang ada apa?”
“ nggak ada apa-apa. Cuma gue aja yang mau menghindari mereka aja.” Jawab shikayori yang berada disebelah riska.
“Bukannya lo deket banget. Ngapain pake menghindar segala sih. Aneh tau.”
“Ntar aja ceritanya kalo udah sampe di rumah.” sahutnya sambil minum es
Riska nggak mau memaksa shikayori cerita lagi. walaupun sebenernya dia masih penasaran. Apa boleh buat kalo anaknya nggak mau. Tibalah mereka di rumah. shikayori selalu membantu neneknya bikin rujak kangkung dan bakwan untuk di jual di depan rumahya sehabis pulang sekolah. khan lumayan dapat gratisan nantinya menurut shikayori. Dagangan neneknya cukup laku karena enak sih belum lama keluar aja udah banyak yang beli.
Sore harinya, shikayori main ke rumah riska setelah mandi. Mereka ngobrol dengan serius banget mengenai masalah tadi. Riska jadi ikut sebel ama momo setelah mendengar cerita shikayori. Malah riska bilang kepadanya untuk tetap berteman dengan bombom cs biar si momo bĂȘte. Tapi shikayori nggak mau mengikuti ucapan riska. Matahari mulai terbenam, shikayori pamit pulang karena udah mau adzan maghrib. Oh, ya. Shikayori lupa kalo ada pr matematika belum dikerjakan olehnya. Nanti besok takut diperiksa pak budi. Kemudian cepat-cepat shikayori mengambil buku pelajarannya yang ada di meja makan. Tidak terasa udah jam 9 malam. Neneknya menyuruh shikayori untuk tidur. Besok paginya, shikayori berangkat bareng riska. Menunggu bel masuk, mereka beli nasi uduk dulu untuk mengisi perut.
Shikayori masuk kelas segera setelah mendengar bel berbunyi. Pak budi udah siap dengan penggaris panjang ditangannya. Pr matematika harus dikumpulkan ke depan. Syukurnya shikayori udah selesai. Sedangkan yang lainnya nggak kerjakan prnya. Mereka semua dihukum berdiri satu kaki di depan kelas. Pelajaran berikutnya bahasa inggris, ibu win. Orangnya asyik banget maklum masih muda. Shikayori sangat suka pelajaran tersebut dibanding matematika. Waktu istirahat pun tiba. Anak-anak berhamburan keluar. Kalo shikayori sih lagi malas jajan lagian orangtuanya belum kirimin uang.  Dia duduk sendirian sambil baca buku. Bombom, syarif, baron, paijo dan riki menghampirinya. Mereka mulai menggodanya.
“ada anak rajin nih. Lo nggak istirahat shika? Lo kenapa dari kemaren nggak mau ngobrol ama kita?” Tanya bombom yang duduk di atas meja.
“gue lagi malas nih ladenin lo pada. Lebih baik lo maen ama yang lain aja sana.” Balas shikayori tanpa melihat kanan kiri. Eh, malah mereka tertawa.
“khan kita pengen maennya ama lo.” Sambung syarif. Shikayori tambah kesal lalu meletakkan bukunya ke meja.
“khan di sana banyak cewek cantik-cantik. Maen aja ama mereka. Gue mau sendiri disini nanti gue dibilang cewek centil lagi.” sahutnya. Muka bombom cs bingung kenapa shikayori bisa ngomong gitu. jadi penasaranlah mereka.
“emang siapa yang bilang gitu ama lo? Biarin aja kali omongan gitu nggak usah didengerin.” Kata bombom. Kebetulan disitu ada momo dan teman-temannya sedang melihat shikayori dan bombom cs ngobrol. Kemungkinan mereka dengar apa yang diucapin bombom. Makanya mereka sinis.
“Eh, shika. Ngapain juga lo takut. Gue tanya emang lo centil. Nggak khan lagian juga kita yang mau berteman ama lo. Tenang aja, kalo ada yang bilang gitu lagi ke lo. Gue yang akan menegurnya. Okay.”
“betul apa yang dibilang bombom. Udah cuekin aja.” Sambung baron
Mereka membuat shikayori berpikir ulang tentang apa yang dilakukannya. Toh, dia khan nggak salah berteman dengan bombom cs. Shikayori juga kangen bercanda dengan mereka dalam beberapa hari ini. Buat apa pusing-pusing mikirin omongan orang yang iri ama dia.
“eh, dia malah bengong. Capek deh. Pantesan aja dari kemaren sok sombong padahal kangen tuh ama kita. Hehehehehe.” Celetuk riki menggoda
“geer amat sih lo. Ngapain juga kangen ama lo pada. Kurang kerjaan banget sih gue.” Sahut shikayori tertawa.
Akhirnya mereka bisa kembali bercanda seperti biasanya tanpa harus takut dimusuhi oleh siapapun selama kita tidak menyinggung perasaan orang lain. Menurut setiap orang buruk belum tentu buruk untuk kita namun sebaliknya. Shikayori menyadari satu hal bahwa janganlah menganggap diri kitalah yang salah selama belum kita menanyakan kepada orang lain apakah selama ini kita membuat mereka terganggu. Shikayori merasa lega dan seneng banget karena bisa ngobrol dan bercanda lagi dengan mereka. Khan masa SMP harus dinikmati dengan banyak berteman tanpa memandang jenis kelaminnya yang penting nyaman.


Created  by Emi sri ulian
29 Januari 2013

share akemi
0 Responses

Post a Comment